Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama dalam kehidupan anak. Dalam lingkungan keluarga inilah anak mulai belajar berbagai hal yang berdampak terhadap perkembangan intelek, sosial, dan sikap anak. Keluarga merupakan bagian masyarakat yang fundamental bagi kehidupan pembentukan kepribadian anak manusia. Hal ini diungkapkan Syarief Muhidin (1981:52) yang mengemukakan bahwa : “Tidak ada satupun lembaga kemasyarakatan yang lebih efektif di dalam membentuk keperibadian anak selain keluarga. Keluarga tidak hanya membentuk anak secara fisik tetapi juga berpengaruh secara psikologis”.
Pendapat diatas dapat dimungkinkan karena keluarga merupakan lingkungan pertam dan utama bagi seorang anak manusia, di dalam keluarga seorang anak dibesarkan, mempelajari cara-cara pergaulan yang akan dikembangkannya kelak di lingkungan kehidupan sosial yang ada di luar keluarga. Dengan perkataan lain di dalam keluarga seorang anak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan fisik, psikis maupun sosial, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Disamping itu pula seorang anak memperoleh pendidikan yang berkenaan dengan nilai-nilai maupun norma-norma yang ada dan berlaku di masyarakat ataupun dalam keluarganya sendiri serta cara-cara untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Salah satu hal yang mempengaruhi perkembangan anak dalam keluarga adalah tipe pelayanan orangtua. Tipe pelayanan orangtua dalam keluarga ada empat macam, sebagai berikut:
Pertama, tipe pelayanan orangtua yang hangat yakni yang memberikan kasih sayang yang tulus dan perhatian besar terhadap kepentingan anak. Anak-anak dari keluarga yang memiliki tipe pelayanan ini menunjukkan sifat mandiri dan percaya diri yang tinggi, kedua, tipe pelayanan orangtua yang mengekang ditandai dengan sifat orangtua yang selaku memberikan larangan dan bersifat otoriter terhadap anaknya. Tipe pelayanan seperti ini membuat anak merasa dangkal, takut yang akhirnya menimbulkan kenakalan pada anak laki-laki dan anak perempuan cenderung pasif, dan hidup bergantung pada orangtua, ketiga, tipe pelayanan yang mengabaikan, ditandai dengan sifat orangtua memberikan kebebasan yang berlebihan dan tidak memperdulikan anaknya.
Dampak pelayanan seperti ini membuat anak cenderung berperilaku tidak terarah dan tidak terpimpin; keempat, tipe pelayanan orangtua yang bermusuhan dan bersikap kekerasan terhadap anaknya. Dampak pelayanan seperti ini membuat anak menjadi pembangkang, agresif, tidak berdaya dan pasif. Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa bentuk pelayanan orangtua dalam keluarga mempengaruhi perkembangan anak.
Manusia senantiasa hidup dalam suatu lingkungan , baik lingkungan fisik, psikis, atau spiritual yang didalamnya ia adakan hubungan timbal balik sejak dilahirkan. Dalam hubungan timbal balik itu, tentulah jadi saling mempengaruhi antara manusia dan lingkungannya pada umumnya. Dalam menguraikan pengaruh masyarakat terhadap perkembangan sosial, akan ditekankan kepada pengaruh kelompok sosial yang pertama dihadapi manusia sejak ia dilahirkan, yaitu kelompok keluarganya, berdasarkan hasil eksperimen-eksperimen yang telah dilakukan mengenai hal ini.
Perkembangan sosial manusia dimulai dari masa bayinya. Bayi merupakan makhluk sosial sejak awal hidupnya. Pada usia satu bulan bayi bereaksi terhadap suara dan wajah seseorang. Antara dua dan tiga bulan bayi mengembangkan senyum sosial, yaitu mereka mulai tersenyum hampir pada setiap orang. Ini merupakan perkembangan yang penting karena mengundang orang dewasa untuk berinteraksi dengan bayi
Fungsi keluarga/ orang tua dalam mendukung pendidikan anak di sekolah :
• orang tua bekerjasama dengan sekolahUntuk dapat menjalankan fungsi tersebut secara maksimal, sehingga orang tua harus memiliki kualitas diri yang memadai, sehingga anak-anak akan berkembang sesuai dengan harapan. Artinya orang tua harus memahami hakikat dan peran mereka sebagai orang tua dalam membesarkan anak, membekali diri dengan ilmu tentang pola pengasuhan yang tepat, pengetahuan tentang pendidikan yang dijalani anak, dan ilmu tentang perkembangan anak, sehingga tidak salah dalam menerapkan suatu bentuk pola pendidikan terutama dalam pembentukan kepribadian anak yang sesuai denga tujuan pendidikan itu sendiri untuk mencerdasakan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
• sikap anak terhadap sekolah sangat di pengaruhi oleh sikap orang tua terhadap sekolah, sehingga sangat dibutuhkan kepercayaan orang tua terhadap sekolah yang menggantikan tugasnya selama di ruang sekolah.
• orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan menghargai segala usahanya.
• orang tua menunjukkan kerjasama dalam menyerahkan cara belajar di rumah, membuat pekerjaan rumah dan memotivasi dan membimbimbing anak dalam belajar.
• orang tua bekerjasama dengan guru untuk mengatasi kesulitan belajar anak
• orang tua bersama anak mempersiapkan jenjang pendidikan yang akan dimasuki dan mendampingi selama menjalani proses belajar di lembaga pendidikan.
Pendampingan orang tua dalam pendidikan anak diwujudkan dalam suatu cara-cara orang tua mendidik anak. Cara orang tua mendidik anak inilah yang disebut sebagai pola asuh. Setiap orang tua berusaha menggunakan cara yang paling baik menurut mereka dalam mendidik anak. Untuk mencari pola yang terbaik maka hendaklah orang tua mempersiapkan diri dengan beragam pengetahuan untuk menemukan pola asuh yang tepat dalam mendidik anak.
Dalam masa perkembangan selanjutnya beberapa hal yang terjadi dalam hidupnya antara lain:
a. Ada proses imitasi dalam kehidupan seorang anak
Salah satu fungsi dari hal meniru ini ialah untuk memajukan interaksi sosial. Anak-anak lebih mungkin meniru suatu tindakan yang telah disetujui, misalnya makan dengan sendok, dibanding suatu tanggapan yang tidak diperhatikan misalnya memukul dua garpu secara serentak.
b. Memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain
Anak usia dua tahun mulai mengarahkan perilaku orang lain.Tujuannya bukan untuk mendapatkan benda tertentu, tetapi untuk mempengaruhi orang dewasa. Anak tidak akan memberi perintah jika mereka tidak berharap orang tua mematuhi mereka. Di sini kita bisa melihat bahwa seorang anak mempunyai kesadaran tentang kemampuannya dalam mempengaruhi orang lain.
c. Memiliki empati
Yang dimaksudkan di sini ialah kemampuan untuk menghargai persepsi dan perasaan orang lain. Hal ini ditunjukkan dengan sikap anak jika mereka melihat orang lain terluka atau tertekan.
DAFTAR
PUSTAKA
Cropley, A.J. Pendidikan Seumur Hidup Suatu Analisis Psikologis, diterjemahkan
oleh Sarjan Kadir, Surabaya : Usaha Nasional.
Gunansa DS. (1986). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Indrakusuma, Amier Daien.1980. Pengantar Ilmu Pendidikan.
Malang Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Malang
Mugiarso, Heru. 2007. Bimbingan dan Konseling, UPT
MKK UNNES
Sayifullah, Ali. 1982. Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan.
Surabaya : Usaha Nasional
Soeparwoto, dkk. 2007. Psikologi Perkembangan.
Semarang : UPT MKK UNNES
No comments:
Post a Comment