BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bermusik bukanlah sekedar hiburan
untuk memancing anak
menjadi semangat dalam belajar, seperti yang didengungkan sebagian guru selama
ini. Ketika anak
merasa bosan dengan salah satu mata pelajaran, maka dinyanyikanlah sebuah lagu.
Bermusik pada hakekatnya memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk
manusia seutuhnya. Melalui pembelajaran yang terarah bermusik dapat dijadikan
sebagai alat media guna membantu mencerdaskan kehidupan, mengembangkan manusia
yang berbudaya yang memiliki keseimbangan otak kanan dan kirinya (keseimbangan
akal, pikiran, dan kalbunya), dan memiliki kepribadian yang matang.
Kemampuan yang dimiliki, nantinya akan berguna ketika
mengambil keputusan dalam hal penentuan sasaran belajar, materi, alat dan
media, sumber bacaan, serta evaluasi pembelajaran baik dalam tatanan
perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran.
Dalam usaha
untuk menumbuhkan kreatifitas bermusik itu sendiri, sebagai tombak awal peran
orang tua sangatlah besar. Orang tua adalah faktor pendidik pertama yang
menjadi awal atau tumpuan bagi sang anak sehingga orang tau harus mampu
menggali kemampuan anaknya terlebih lagi mampu menumbuhkan dan mengembangkan
kemampuan kreatifitas bermusik anak. Karena secara langsung maupun tidak
langsung musik dapat berpengaruh kepada perkembangan kognitif maupun kecerdasan
anak.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang tersebut, maka rumusan masalah pada makalah ini antara lain :
1. Bagamanakah
pentingnya musik?
2. Bagaimanakah
hubungan musik dengan kondisi kognitif?
3. Bagaimanakah
hubungan musik dengan kecerdasan?
4.
Bagaimanakah peran musik dalam
perkembangan anak?
5. Bagaimanakah
peran orang tua dalam menumbuhkembangkan kreatifias bermusik?
BAB 2
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
1)
Pentingnya
Bermusik
Bermusik
mempunyai beberapa sifat, contohnya adalah multilingual dan multidimensional. Multilingual
bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan
berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai
perpaduannya. Multidimensional bermakna
pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman,
analisis, evaluasi), apresiasi, dan
kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika,
kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna bermusik
menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya
Nusantara dan Mancanegara. Hal ini
merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup
secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
Bermusik
merupakan salah satu pendidikan tidak langsung yang memberikan kemampuan
mengekspresikan dan mengapresiasikan seni secara kreatif untuk pengembangan
kepribadian anak dan memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang. Bermusik
membentuk disiplin, toleran, sosialisasi, sikap demokrasi yang meliputi
kepekaan terhadap lingkungan. Dengan kata lain bermusik merupakan mata
pelajaran yang memegang peranan penting untuk membantu pengembangan individu anak
yang nantinya akan berdampak pada pertumbuhan akal, fikiran, sosialisasi, dan
emosional.
Menurut Jamalus (1991:1) Suatu karya
seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran
dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur
musik, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur lagu, dan
ekspresi sebagai satu kesatuan. Lagu atau komposisi musik baru itu merupakan
hasil karya seni jika diperdengarkan dengan menggunakan suara (nyanyian) atau
dengan alat-alat musik.
Fungsi
Musik
Rien (1999:1) mengemukakan
tentang pendapat para pakar pendidikan yang menyatakan bahwa bermusik mempunyai
peranan yang penting dalam kehidupan seorang anak. Anak yang berpartisipasi
dalam kegiatan bermusik, selain dapat mengembangkan kreativitas, musik juga
dapat membantu perkembangan individu, mengembangkan sensitivitas, membangun
rasa keindahan, mengungkapkan ekspresi, memberikan tantangan, melatih disiplin
dan mengenalkan anak pada sejarah budaya bangsa mereka.
Bermusik juga berfungsi untuk
meningkatkan konsentrasi, keseriusan, kepekaan terhadap lingkungan. Untuk
menyanyikan atau memainkan musik yang indah, diperlukan konsentrasi penuh,
keseriusan, dan kepekaan rasa mereka terhadap tema lagu atau musik yang
dimainkan. Sehingga pesan yang terdapat pada lagu atau musik bisa tersampaikan
dan diterima oleh pendengar.
Berdasarkan beberapa pandangan
tentang fungsi bermusik bagi anak yang sejalan dengan pendekatan “Belajar
dengan Seni, Belajar Melalui Seni, dan Belajar tentang Seni”, berikut ini
dikemukakan secara urut fungsi bermusik sebagai sarana atau media ekspresi,
komunikasi, bermain, pengembangan bakat, dan kreativitas.
a) Bermusik
sebagai sarana/media ekspresi
Ekspresi
merupakan ungkapan atau pernyataan seseorang. Perasaan dapat berupa sedih,
gembira, risau, marah, menyeramkan atau sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Fungsi ini memungkinkan untuk mengeksplorasi ekpresi anak dalam memunculkan
karya-karya baru.
b) Bermusik
sebagai media komunikasi
Ekspresi yang
dieksplorasikan akan dikomunikasikan kepada orang lain. Artinya karya-karya bermusik
yang dialami anak dikomunikasikan sehingga pesan yang terdapat dalam karya
tersebut bisa tersampaikan pada orang lain.
c) Bermusik
sebagai sarana bermain
Bermain
merupakan dunia anak-anak. Anak-anak memerlukan kegiatan yang bersifat
rekreatif yang menyenangkan bagi pertumbuhan jiwanya. Bermain sekaligus
memberikan kegiatan penyeimbang dan penyelaras atas perkembangan individu anak
secara pisik dan psikis.
d) Bermusik
sebagai media pengembangan bakat.
Setiap anak
memiliki potensi di bidang bermusik yang luar biasa. Bermusik di tekankan untuk
memberikan pemupukan yang terus menerus sehingga diperlukan upaya efektif untuk
menumbuhkan bakat anak.
e) Bermusik
sebagai media kreativitas
Kreatif
merupakan sifat yang dilekatkan pada diri manusia yang dikaitkan dengan kemampuan atau daya untuk menciptakan.
Sifat kreatifitas ini senantiasa diperlukan untuk mengiringi tingkah laku
manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
2) Musik Dan Kognitif
Kognitif
merupakan semua proses dan produk pikiran untuk mencapai pengetahuan yang
berupa aktivitas mental seperti mengingat, mensimbolkan, mengkategorikan,
memecahkan masalah, menciptakan dan berfantasi.
Mengacu
pada perkembangan kognitif dari Piaget (1969) dalam teori belajar yang didasari
oleh perkembangan motorik, maka salah satu yang penting yang perlu distimulasi
adalah keterampilan bergerak. Melalui keterampilan motorik anak mengenal
dunianya secara konkrit. Dengan bergerak ini juga meningkatkan kepekaan
sensori, dan dengan kepekaan sensori ini juga meningkatkan perkiraan yang tepat
terhadap ruang (spatial), arah dan waktu. Perkembangan dari struktur ini
merupakan dasar dari berfungsinya efisiensi pada area lain. Kesadaran anak akan
tempo dapat bertambah melalui aktivitas bergerak dan bermain yang menekankan
sinkronis, ritme dan urutan dari pergerakan. Kemampuan-kemampuan visual,
auditif dan sentuhan juga diperkuat melalui aktivitas gerak.
Menurut
Gallahue, (1998), kemampuan-kemampuan seperti ini makin dioptimalkan melalui
stimulasi dengan memperdengarkan musik klasik. Rithme, melodi, dan harmoni dari
musik klasik dapat merupakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar
anak. Melalui musik klasik anak mudah menangkap hubungan antara waktu, jarak
dan urutan (rangkaian) yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk
kecakapan dalam logika berpikir, matematika dan penyelesaian masalah.
Hasil
penelitian Herry Chunagi (1996) Siegel (1999), yang didasarkan atas teori
neuron (sel kondiktor pada sistem saraf), menjelaskan bahwa neuron akan menjadi
sirkuit jika ada rangsangan musik, rangsangan yang berupa gerakan, elusan,
suara mengakibatkan neuron yang terpisah bertautan dan mengintegrasikan diri
dalam sirkuit otak. Semakin banyak rangsangan musik diberikan akan semakin
kompleks jalinan antarneuron itu. Itulah sebenarnya dasar adanya kemampuan
matematika, logika, bahasa, musik, dan emosi pada anak.
Selain
itu juga, menurut Gordon Shaw (1996), kecakapan dalam bidang yakni matematika,
logika, bahasa, musik dan emosi bisa dilatih sejak kanak-kanak melalui musik.
Dengan melakukan penelitian membagi 2 kelompok yaitu kelas kontrol dan kelas
eksperimen melalui pendidikan musik sehingga sirkuit pengatur kemampuan
matematika menguat.
Musik
berhasil merangsang pola pikir dan menjadi jembatan bagi pemikiran-pemikiran
yang lebih kompleks. Didukung pula oleh Martin Gardiner (1996) dalam Goleman
(1995) dari hasil penelitiannya mengatakan seni dan musik dapat membuat para
siswa lebih pintar, musik dapat membantu otak berfokus pada hal lain yang
dipelajari. Jadi, ada hubungan logis antara musik dan matematika, karena
keduanya menyangkut skala yang naik turun, yaitu ketukan dalam musik dan angka
dalam matematika.
Daryono
Sutoyo, Guru Besar Biologi UNS Solo, melakukan penelitian (1981) tentang
kontribusi musik yaitu menstimulasi otak, mengatakan bahwa pendidikan kesenian
penting diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) agar peserta didik
sejak dini memperoleh stimulasi yang seimbang antara belahan otak kiri dan
belahan otak kanannya. Bila mereka mampu menggunakan fungsi kedua belahan
otaknya secara seimbang, maka apabila mereka dewasa akan menjadi manusia yang
berpikir logis dan intutif, sekaligus cerdas, kreatif, jujur, dan tajam perasaannya.
Implementasi
dari penelitian tersebut, pendidikan kesenian sewaktu di SD mempengaruhi
keberhasilan studi pada pendidikan berikutnya yaitu di SMP, dan begitu juga
dengan pendidikan kesenian di SMP kan mempengaruhi keberhasilan studi pada masa
di SMA. Dan kesenian di SMA, mau tidak mau menjadii factor penentu dalam
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang baik.
3) Musik Dan Kecerdasan Emosi
Menurut
Sternberg dan Salovery (1997), kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali
emosi diri, yang merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya
sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul, dan ia mampu mengenali emosinya
sendiri apabila ia memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka yang
sesungguhnya dan kemudian mengambil keputusan-keputusan secara mantap.
Kemampuan
mengelola emosi merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan perasaannya
sendiri sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya
secara wajar. Misalnya seseorang yang sedang marah maka kemarahan itu tetap
dapat dikendalikan secara baik tanpa harus menimbulkan akibat yang akhirnya
disesali di kemudian hari.
Kepekaan
akan rasa indah timbul melalui pengalaman yang dapat diperoleh dari menghayati
musik. Kepekaan adalah unsur yang penting guna mengerahkan kepribadian dan
meningkatkan kualitas hidup. Seseorang memiliki kepekaan yang tinggi atas
perasaan mereka maka ia akan dapat mengambil keputusan-keputusan secara mantap
dan membentuk kepribadian yang tangguh.
Kemampuan motivasi adalah kemampuan
untuk memberikan semangat kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik
dan bermanfaat. Dalam hal ini terkandung adanya unsur harapan dan optimisme
yang tinggi, sehingga memiliki kekuatan semangat untuk melakukan suatu
aktivitas tertentu, misalnya dalam hal belajar. Seperti apa yang kita
cita-citakan dapat diraih dan mengisyaratkan adanya suatu perjalanan yang harus
ditempuh dari suatu posisi di mana kita berada ke titik pencapaian kita dalam
kurun waktu tertentu.
Kemampuan
membina hubungan bersosialisasi sama artinya dengan kemampuan mengelola emosi
orang lain. Evelyn Pitcer dalam Kartini (1982) mengatakan musik membantu remaja
untuk mengerti orang lain dan memberikan kesempatan dalam pergaulan sosial dan
perkembangan terhadap emosional mereka.
Remaja,
merupakan pribadi sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang
lain untuk memanusiakan dirinya. Remaja ingin dicintai, ingin diakui, dan
dihargai. Berkeinginan pula untuk dihitung dan mendapatkan tempat dalam
kelompoknya. Jelas bahwa individualitas dan sosialitas merupakan unsur-unsur
yang komplementer, saling mengisi dan melengkapi dalam eksistensi remaja.
Kecerdasan
emosional perlu dikembangkan karena hal inilah yang mendasari keterampilan
seseorang di tengah masyarakat kelak, sehingga akan membuat seluruh potensi
anak dapat berkembang secara lebih optimal.
Idealnya
seseorang dapat menguasai keterampilan kognitif sekaligus keterampilan sosial
emosional. Daniel Goleman (1995) melalui bukunya yang terkenal “Emotional
Intelligences (EQ)”, memberikan gambaran spectrum kecerdasan, dengan demikian
anak akan cakap dalam bidang masing-masing namun juga menjadi amat ahli.
Sebagaimana dikatakan oleh para ahli, perkembangan kecerdasan emosional sangat
dipengaruhi oleh rangsangan musik seperti yang dikatakan Gordon Shaw (1996).
Menurut
Siegel (1999) ahli perkembangan otak, mengatakan bahwa musik dapat berperan
dalam proses pematangan hemisfer kanan otak, walaupun dapat berpengaruh ke
hemisfer sebelah kiri, oleh karena adanya cross-over dari kanan ke kiri dan
sebaliknya yang sangat kompleks dari jaras-jaras neuronal di otak. Efek atau
suasana perasaan dan emosi baik persepsi, ekspresi, maupun kesadaran pengalaman
emosional, secara predominan diperantarai oleh hemisfer otak kanan. Artinya,
hemisfer ini memainkan peran besar dalam proses perkembangan emosi, yang sangat
penting bagi perkembangan sifat-sifat manusia yang manusiawi.
Kehalusan
dan kepekaan seseorang untuk dapat ikut merasakan perasaan orang lain,
menghayati pengalaman kehidupan dengan “perasaan”, adalah fungsi otak kanan,
sedang kemampuan mengerti perasaan orang lain, mengerti pengalaman dengan rasio
adalah fungsi otak kiri. Kemampuan seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan
baik dan manusiawi dengan orang lain merupakan percampuran (blending antara
otak kanan dan kiri itu).
Proses
mendengar musik merupakan salah satu bentuk komunikasi afektif dan memberikan
pengalaman emosional. Emosi yang merupakan suatu pengalaman subjektif yang
inherent terdapat pada setiap manusia. Untuk dapat merasakan dan menghayati
serta mengevaluasi makna dari interaksi dengan lingkungan, ternyata dapat
dirangsang dan dioptimalkan perkembangannya melalui musik sejak masa dini.
Campbell
2001 dalam bukunya efek Mozart mengatakan musik romantik (Schubert, Schuman,
Chopin, dan Tchaikovsky) dapat digunakan untuk meningkatkan kasih sayang dan
simpati. Musik digambarkan sebagai salah satu “bentuk murni” ekspresi emosi.
Musik mengandung berbagai contour, spacing, variasi intensitas dan modulasi
bunyi yang luas, sesuai dengan komponen-komponen emosi manusia.
4) Musik Dan Perkembangan Anak
Penelitian membuktikan bahwa
musik, terutama musik klasik sangat mempengaruhi perkembangan IQ (Intelegent
Quotien) dan EQ (Emotional Quotien). Seorang anak yang sejak kecil terbiasa
mendengarkan musik akan lebih berkembang kecerdasan emosional dan
intelegensinya dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik. Yang
dimaksud musik di sini adalah musik yang memiliki irama teratur dan nada-nada
yang teratur, bukan nada-nada miring. Tingkat kedisiplinan anak yang sering
mendengarkan musik juga lebih baik dibanding dengan anak yang jarang
mendengarkan musik.
Banyak faktor penting yang turut
mempengaruhi perkembangan anak. Faktor paling utama yang menunjang perkembangan
anak adalah pola asuh orangtua. Namun, ada faktor luar yang turut membantu
perkembangan anak. Salah satunya adalah musik. Beberapa penelitian pun turut
menguatkan asumsi ini. Pengenalan serta pembelajaran musik mampu memberikan
efek positif dalam perkembangan otak anak. Selain mendengarkan musik, para
orangtua bisa memasukkan anak ke tempat-tempat kursus musik. Pengenalan musik
sejak dini akan berperan baik dalam pembentukan kecerdasan anak.
Berapakah usia ideal untuk
mengenalkan anak pada musik? Usia 3 hingga 6 tahun merupakan waktu terbaik
untuk mengenalkan musik pada anak. Mengapa demikian? Karena pada saat
bersamaan, kemampuan mendengar anak tengah berkembang. Jika pengenalan musik
diberikan sebelum usia 8 tahun, hal itu dapat meningkatkan kecerdasan otak
anak.
Anda bisa memulai langkah awal
pengenalan musik pada anak sesaat sebelum tidur. Misalnya, meninabobokan anak
seraya mendengarkan musik dengan aliran musik instrumental yang mampu
memberikan relaksasi pada anak. Musik itu pun dapat dijadikan dongeng-dongeng
sebelum tidur. Dengan iringan musik, Anda pun dapat meminta si kecil untuk
memperagakan cerita yang dibawakan sebagai cara untuk melatih sistem
motoriknya. Biasanya, anak akan lebih senang memperagakan sesuatu yang diiringi
musik. Cara ini pun bisa dilakukan untuk melatih keaktifan anak. Selain
mendengarkan musik Mp3, Anda bisa memasukkan si kecil ke tempat kursus musik
untuk mengenalkan bagaimana instrumen tersebut diciptakan lewat alat musik.
Selain pengenalan terhadap penciptaan instrumen, kursus musik mampu membantu
perkembangan otak serta mengontrol emosi anak. Dengan menguasai sebuah alat
musik, empati serta musikalitas anak akan tumbuh. Pertumbuhan musikalitas tersebut
dirangsang oleh lagu serta beberapa gerakan yang merangsang koordinasi otak
anak. Alat musik yang dianjurkan bagi usia dini adalah organ dan piano. Suara
yang dihasilkan kedua alat musik tersebut mampu merangsang kreativitas.
Berikut ini merupakan beberapa manfaat
mendengarkan musik :
o
Membantu perkembangan mental anak
o
Menambah keterampilan berbahasa
o
Meningkatkan kondisi fisik anak
o
Meningkatkan kemampuan matematis dan
sosial
o
Melatih daya ingat anak
o
Menciptakan kreativitas anak
Di era yang serba canggih ini,
kita sudah selayaknya memiliki koleksi musik yang bisa diputar. Musik memang
menjadi salah yang cukup berperan dalam kehidupan. Fungsi utama musik tentu
saja sebagai media yang mampu memberikan relaksasi serta pengobat berbagai
suasana hati. Beberapa aliran musik memang sangat berperan penting dalam
kehidupan manusia. Akan tetapi, musik memiliki peran yang tidak kalah penting
bagi buah hati Anda. Tepat sekali. Musik bisa menjadi media untuk melatih
kecerdasan anak. Bahkan, sejak dalam kandungan, janin disarankan untuk
diperdengarkan musik.
5) Musik Dan Peran Orang Tua
Keluarga merupakan tempat
pertama dan yang paling utama bagi tumbuh kembang anak. Dari sejak dalam
kandungan, peranan orang tua dalam mendidik anak sangat menentukan. Melalui
orang tua pula seorang anak, dari sejak lahir akan belajar dan menyerap
berbagai pengalaman hidup. Sehubungan dengan aktifitas bermusik yang dapat
mengembangkan kreatifitas anak, peran orang tua sangat penting. Karena orang
tua adalah tempat pendidikan pertama bagi anak. Berikut beberapa hal yang bisa
dilakukan orang tua dalam menumbuhkan aktifitas bermusik pada anak :
Ø
Mengenalkan anak pada musik
Ø
Memilah-milah jenis musik yang sesuai
dengan usia anak
Ø
Mengenalkan pada anak tetntang alat
musik sederhana
Ø
Menemani anak dalam aktifitas bermusik
Ø
Memfasilitasi kebutuhan anak
Ø
Berusaha mengeluarkan ekspresi anak
dalam bermusik
Dalam mengarkan aktifitas
bermusik pada anak, orang tua harus memperhatikan beberapa prinsip khusus
bermusik yang memiliki karakteristik lebih spesifik. Menurut Ansor (2001:10),
prinsip pengajaran bermusik ada beberapa yaitu :
Ø
Menciptakan anak supaya antusias
Orang tua harus dapat menciptakan
suasana yang menyenangkan di dalam kelas agar anak lebih antusias dalam
mengikuti aktifitas bermusik karena suasana antusias merupakan awal munculnya
keinginan anak untuk belajar.
Ø
Mendahulukan praktik daripada teori
Dalam bermusik, pembelajaran praktik
akan lebih mudah dipahami anak karena secara tidak langsung anak mengalaminya
sendiri melalui kegiatan praktik.
Ø
Keadaan anak
Dalam mengajari aktifitas bermusik
harus disesuaikan dengan kondisi da kebutuhan anak.
Ø
Kelanjutan materi berdasarkan
kompetensi anak
Ketika akan memberikan materi
selanjutnya, orang tua harus dapat mengetahui sejauh mana anak telah menguasai
materi sebelumnya, sehingga materi yang akan disampaikan selanjutnya dapat
berkesinambungan.
BAB 3
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Melalui pembelajaran yang terarah bermusik dapat
dijadikan sebagai alat media guna membantu mencerdaskan kehidupan,
mengembangkan manusia yang berbudaya yang memiliki keseimbangan otak kanan dan
kirinya (keseimbangan akal, pikiran, dan kalbunya), dan memiliki kepribadian
yang matang.
Bermusik merupakan salah satu pendidikan tidak langsung
yang memberikan kemampuan mengekspresikan dan mengapresiasikan seni secara
kreatif untuk pengembangan kepribadian anak dan memberikan sikap-sikap atau
emosional yang seimbang. Bermusik membentuk disiplin, toleran, sosialisasi,
sikap demokrasi yang meliputi kepekaan terhadap lingkungan. Dengan kata lain
bermusik merupakan mata pelajaran yang memegang peranan penting untuk membantu
pengembangan individu anak yang nantinya akan berdampak pada pertumbuhan akal,
fikiran, sosialisasi, dan emosional.
Saran
Berdasarkan pembahasan tetntang
pentingnya bermusik, maka saran yang ingin saya sampaikan adalah:
a.
Musik perlu ditumbuhkn sejak usia dini
b.
Jangan hanya meumbuhkan saja melainkan
kita juga harus berusaha untuk mengembangkannya.
c. Pilih-pilihlah
musik yang sesuai denga usia perkembangan anak.
DAFTAR
PUSTAKA
Atan Hamdju, dan Armilah Windawati. 1986. Pengetahuan Seni Musik untuk SMA, SPG dan
Sederajat Jilid I. Jakarta: Mutiara Sumber Widya
AT. Mahmud. 1996. Musik
Di Sekolah Kami. Jakarta: Depdikbud
Jamalus. 1991. Pendidikan
Seni Musik. Jakarta: Depdikbud
Oemar Hamalik. 2006. Pendidikan
Guru; Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara
Riawinarta. 2007. Seni
Musik; Perlu Pembelajaran Produktif, Bukan Reprodukti
Rien Safrina. 1999. Pendidikan
Seni Musik. Jakarta: Debdikbud
Syafii. 2002. Kertakes.
Jakarta: Universitas Terbuka
0Comments