BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Evaluasi merupakan
salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagai suatu komponen,
maka evaluasi tidak dapat dipisahkan dari komponen-kompenen yang lain. Artinya
setiap kali kegiatan itu diselenggarakan maka evaluasi juga diadakan.
Salah satu faktor penting untuk mencapai tujuan
pendidikan adalah proses pembelajaran yang dilakukan, sedangkan salah satu
faktor penting untuk efektifitas pembelajaran adalah faktor evaluasi baik
terhadap proses maupun hasil pembelajaran. Evaluasi dapat mendorong siswa untuk
giat belajar secara terus menerus dan juga mendorong guru untuk lebih
meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan juga mendorong sekolah untuk
lebih meningkatkan fasilitas dan kualitas manajemen sekolah.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka di dalam
pembelajaran dibutuhkan guru yang tidak hanya mampu mengajar dengan baik tetapi
juga dapat melakukan evaluasi dengan baik. Kegiatan evaluasi sebagai bagian
dari program pembelajaran perlu lebih dioptimalkan. Evaluasi tidak hanya
bertumpu pada penilaian hasil belajar tetapi juga perlu penilaian terhadap input, output, maupun kualitas proses
pembelajaran itu sendiri. Manfaat utama dari evaluasi adalah meningkatkan
kualitas pembelajaran dan selanjutnya akan terjadi peningkatan kualitas
pendidikan.
Penilaian belajar bukan hanya bersifat kognitif saja,
tetapi juga mencakup semua potensi yang ada pada anak didik. Keberhasilan
program pembelajaran selalu dilihat dari aspek hasil belajar, sementara
implementasi program pembelajaran di kelas atau kualitas proses pembelajaran
itu jarang tersentuh kegiatan penilaian.
Terutama pada anak sekolah dasar kelas rendah, penilaian
harus dilakukan dengan sebaik-baiknya dan dengan menggunakan teknik tertentu.
Karena merupakan titik awal bagi mereka untuk mencapai cita-citanya. Hal yang
menjadi penilaian mendasar adalah pada kegiatan membaca dan menulis.
Cara penilaian untuk anak-anak kelas rendah sangat
berbeda dengan anak yang telah duduk di kelas tinggi. Oleh karena itu
dibutuhkan keterampilan khusus dalam melakukan penilaian terhadap mereka.
Evaluasi mau tidak mau menjadi hal yang penting dan
sangat di butuhkan dalam proses belajar mengajar, karena evaluasi dapat
mengukur seberapa jauh kebehasilan anak didik dalam menyerap materi yang di
ajarkan, dengan evaluasi, maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat di
ketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta
mudah mencari jalan keluar untuk berubah lebih baik kedepan.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian evaluasi ?
2.
Apa saja tujuan dan fungsi evaluasi?
3.
Apa
pandangan behavioristik dan konstrusifistik tentang evaluasi?
4.
Apa
saja prinsip dasar evaluasi?
C.
TUJUAN
Setelah
membahas makalah ini diharapkan pembaca dapat :
1.
Mengetahui pengertian evaluasi ?
2.
Mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi?
3.
Mengetahui pandangan behavioristik dan
konstrusifistik tentang evaluasi?
4.
Mengetahui
prinsip dasar evaluasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN EVALUASI
Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari
bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M.
Echols dan Hasan Shadily: 1983).
Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi
sebagai the process of delineating, obtaining, and providing useful information
for judging decision alternatives," Artinya evaluasi merupakan proses
menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan
suatu alternatif keputusan.
Sedangkan, Rooijackers Ad mendefinisikan evaluasi sebagai
"setiap usaha atau proses dalam menentukan nilai". Secara khusus
evaluasi atau penilaian juga diartikan sebagai proses pemberian nilai
berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan
keputusan. Dan
menurut Anne Anastasi (1978) mengartikan evaluasi sebagai "a systematic
process of determining the extent to which instructional objective are achieved
by pupils".
Evaluasi
bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan
merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, yang
jelas.
Evaluasi
berkaitan erat dengan pengukuran dan penilaian yang pada umumnya diartikan
tidak berbeda (indifferent), walaupun pada hakekatnya berbeda satu dengan yang
lain. Pengukuran (measurement) adalah proses membandingkan sesuatu melalui
suatu kriteria baku (meter, kilogram, takaran dan sebagainya), pengukuran
bersifat kuantitatif. Penilaian adalah suatu proses transformasi dari hasil
pengukuran menjadi suatu nilai.
Evaluasi meliputi kedua langkah di atas yakni mengukur
dan menilai yang digunakan dalam rangka pengambilan keputusan.
Evaluasi secara etimologi berasal dari bahasa Inggris evaluation
yang bertarti value, yang secara secara harfiah dapat diartikan
sebagai penilaian. Namun, dari sisi terminologis ada beberapa definisi yang
dapat dikemukakan, yakni:
Ø Suatu proses
sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu.
Ø Kegiatan untuk menilai sesuatu secara
terencana, sistematik dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas.
Ø Proses penentuan nilai berdasarkan
data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan.
Evaluasi
adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut,
apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi-solusi atas
permasalahan yang ditemukan
Evaluasi bersifat analitik dan kooperatif
dengan obyek evaluasi (evaluatan), sedangkan audit lebih menekankan pada
pengujian-pengujian bukti dan independen terhadap obyek audit (auditan).
Keduanya tetap mengedepankan obyektivitas evaluator/auditor.
Tidak ada
satupun guru yang tidak ingin berhasil dalam proses mengajar, tentunya semua
guru sangat mengharapkan sekali keberhasilan belajar mengajar itu, guru yang
masa bodoh terhadap anak didiknya adalah cermin kurang tanggung jawabnya
seorang guru menjabat sebagai profesinya, gurung yang tidak mau tahu dengan
perkembangan pendidikan anak didiknya adalah tanda guru yang tidak peduli
taerhadap tantangan zaman yang terus merongrong anak didiknya.
Walaupun ada terobosan baru metode
belajar yang bagus, seperti yang di pelopori oleh bobby de porter dalam quantum
learningnya, tetapi itu saja tidak cukup, metode yang bagus saja tidak cukup
tanpa evaluasi, maka evaluasi sangat di butuhkan sekali dalam pendidikan.
Dalam sebuah buku yang
berjudul teknik evaluasi pendidikan karya M.chabib thoha, beliau mengatakan
bahwa Evaluasi berasal dari kata evaluation yang berarti suatu tindakan atau
suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu, apakah sesuatu itu mempunyai nilai
atau tidak. Menurut istilah evaluasi berarti kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur tertentu guna memperoleh kesimpulan.
Bukan hanya
seperti di katakan di atas saja pengertian evaluasi, tetapi ada beberapa
istilah yang serupa dengan evaluasi itu, yang intinya masih mencakup evaluasi,
yaitu diantaranya :
1. Pengukuran
diartikan sebagai proses kegiatan untuk menentukan luas atau kuantitas sesuatu
untuk mendapatkan informasi atau data berupa skor mengenai prestasi yang telah
dicapai siswa pada periode tertentu dengan menggunakan berbagai tekhnik dan
alat ukur yang relevan.
2. Tes secara
harfiah diartikan suatu alat ukur berupa sederetan pertanyaan atau latihan yang
digunakan untuk mengukur kemampuan, tingkah laku, potensi, prestasi sebagai
hasil pembelajaran.
3. Assessment
adalah suatu proses pengumpulan data dan pengolahan data tersebut menjadi suatu
bentuk yang dapat dijelaskan.
Evaluasi atau
penilaian dalam bidang pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses untuk
mengukur kadar pencapaian tujuan. Tuckman (1975:12) mengartikan penilaian sebagai suatu proses
untuk mengetahui/menguji apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu
program telah sesuai dengan tujuan atau criteria yang telah ditentukan. Pengertian
evaluasi berkaitan erat dengan pengertian pengukuran (measurement).
Orang sering
mencampuradukkan kedua pengertian ini. Untuk dapat memberikan penilaian secara
tepat, misalnya tentang kemampuan siswa memahami teks argumentasi, pengajar
memerlukan data-data tentang kemampuan siswa dalam hal itu. Untuk mendapatkan
data tersebut, misalnya skor, pengajar memerlukan kegiatan yang disebut
pengukuran. Jadi, pengukuran itu merupakan proses mengukur yang berfungsi
sebagai alat evaluasi. Ia berhubungan dengan data-data kuantitatif saja
misalnya berupa skor-skor siswa. Dari kegiatan pengukuran ini proses evaluasi
dimulai. Data kuantitatif yang didapat dari pengukuran diubah menjadi
pernyataan kualitatif yang berupa penilaian. Misalnya, skor 40, 60, 80 dari
hasil pengukuran dapat dinilai sebagai kurang mampu, cukup mampu, dan sangat
mampu.
B.
TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASI
Evaluasi
merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang guru
dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, guru akan mengetahui
perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial,
sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik.
Evaluasi
pendidikan memberikan manfaat baik bagi siswa/peserta pendidikan, pengajar
maupun manajemen. Dengan adanya evaluasi, peserta didik dapat mengetahui sejauh
mana keberhasilan yang telah digapai selama mengikuti pendidikan. Pada kondisi
dimana siswa mendapatkan nilai yang mernuaskan maka akan memberikan dampak
berupa suatu stimulus, motivator agar siswa dapat lebih meningkatkan prestasi.
Pada kondisi dimana hasil yang dicapai
tidlak mernuaskan maka siswa akan berusaha memperbaiki kegiatan belajar, namun
demikian sangat diperlukan pemberian stimulus positif dari guru/pengajar agar
siswa tidak putus asa. Dari sisi pendidik, hasil evaluasi dapat digunakan
sebagai umpan balik untuk menetapkan upaya upaya meningkatkan kualitas
pendidikan.
Ada beberapa
tujuan dan atau fungsi penilaian dalam pengajaran di sekolah, yaitu:
1. Untuk
mengetahui apakah tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan telah tercapai
dalam kegiatan pembelajaran.
2. Untuk
memberikan objektivitas pengamatan kita terhadap perilaku hasil belajar siswa.
3. Untuk mengetahu
kemampuan siswa dalam bidang/topik tertentu.
4. Untuk
menentukan kelayakan siswa, misalnya naik kelas, lulus.
5. Untuk
memberikan umpan balik bagi kegiatan pembelajaranyang dilakukan.
Evaluasi
memiliki beberapa fungsi yaitu:
1. Fungsi
normatif, yaitu berfungsi untuk perbaikan sistem pembelajaran
2. Fungsi
diagnostik, yaitu untuk mengetahui faktor kesulitan siswa dalam proses
pembelajaran
3. Fungsi sumatif,
yaitu berfungsi untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik.
4. Fungsi
penempatan
Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah
mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran
yang telah dilakukan. Pengajar
harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan
yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan
pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau
tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu
dapat dinyatakan dengan nilai.
Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki
beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
2.
Untuk mengetahui efektivitas metode
pembelajaran.
3.
Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam
kelompoknya.
4.
Untuk memperoleh masukan atau umpan
balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan.
Selain fungsi di atas, penilaian juga
dapat berfungsi sebagai alat seleksi, penempatan, dan diagnostik, guna
mengetahui keberhasilan suatu proses dan hasil pembelajaran. Penjelasan dari setiap fungsi
tersebut adalah:
1. Fungsi seleksi. Evaluasi berfungsi atau
dilaksanakan untuk keperluan seleksi, yaitu menyeleksi calon peserta suatu
lembaga pendidikan/kursus berdasarkan kriteria tertentu.
2. Fungsi Penempatan. Evaluasi berfungsi atau
dilaksanakan untuk keperluan penempatan agar setiap orang (peserta pendidikan)
mengikuti pendidikan pada jenis dan/atau jenjang pendidikan yang sesuai dengan
bakat dan kemampuannya masing-masing.
3. Fungsi Diagnostik. Evaluasi diagnostik berfungsi atau
dilaksanakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami peserta
didik, menentukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar,
dan menetapkan cara mengatasi kesulitan belajar tersebut.
C.
PANDANGAN BEHAVIORISTIK DAN
KONSTRUSIFISTIK TENTANG EVALUASI
Segala sesuatu yang di lakukan pasti mempunyai tujuan dan
fungsi yang akan di capai, pastinya semua aktifitas tidak ingin hasilnya
sia-sia, begitupun dengan evaluasi, ada tujuan dan fungsi yang ingin di capai,
Evaluasi telah memegang peranan penting dalam pendidikan antara lain memberi
informasi yang dipakai sebagai dasar untuk :
1.
Membuat
kebijaksanaan dan keputusan
2.
Menilai
hasil yang dicapai para pelajar
3.
Menilai
kurikulum
4.
Memberi
kepercayaan kepada sekolah
5.
Memonitor
dana yang telah diberikan
6.
Memperbaiki
materi dan program pendidikan
Pandangan
Behavioristik dan konstruktifistik tentang evaluasi, yaitu :
BEHAVIORISTIK
|
KONSTRUKTIVISTIK
|
Evaluasi menekankan pada respon pasif. Keterampilan
secara terpisah dan biasanya menggunakan “ paper dan pencil test”
|
Evaluasi
menekankan pada penyusunan makna secara aktif yang melibatkan keterampilan
terintegrasi, dengan menggunakan masalah dalam konteks nyata.
|
Evaluasi
yang menuntut jawaban benar menunjukkan bahwa si belajar telah menyelesaikan
tugas belajar
|
Evaluasi
yang menggali berpikis secara divergen, pemecahan ganda, bukan hanya jawaban
benar
|
Evaluasi
belajar dipandang sebagai bagian terpisah dari kegiatan pembelajaran dan
biasanya dilakukan setelah kegiatan belajardengan penekanan pada evaluasi
individu
|
Evaluasi
merupakan bagian utuh dari belajar dengan cara memberikan tugas-tugas yang
menuntut aktifitas belajar bermakna serta menerapkan apa yang dipelajari
dalam konteks nyata. Evaluasi akan menekankan pada keterampilan dan proses
dalam kelompok
|
Dr.muchtar
buchori Med. Mengemukakan bahwa tujuan khusus evaluasi pendidikan ada 2
yaitu :
1.
Untuk
mengetahui kemajuan peserta didik setelah ia mengalami pendidikan selam jangka
waktu tertentu.
2.
Untuk
mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang dipergunakan
pendidik selam jangka waktu tertentu tadi.
Kemajuan
dan kemunduran belajar peserta didik, dapat diketahui pula kedudukan mereka
dalam kelompoknya dan juga dapat dipakai pula untuk mengadakan perencanaan yang
realistik dalam mengarahkan dan mengembangkan masa depan mereka. Selanjutnya
dengan diketahuinya efektifitas dan efisiensi metode-metode yang digunakan
dalam pendidikan, guru telah mendapatkan pelajaran yang cukup berharga untuk
menyempurnakan metode-metode yang sudah baik, dan memperbaiki kekurangan-kekurangan
metode yang tidak efektif.
Fungsi
evaluasi bersifat evaluatif, terdiri atas :
1.
Fungsi prognostik yaitu meramalkan
sesuatu dalam menghadapi langkah selanjutnya.
2.
Fungsi diagnostik yaitu evaluasi yang
bertujuan yang bertujuan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa serta
penyebabnya.
3.
Fungsi judgement yaitu evaluasi yang
dilakukan untuk menetukan keberhasilan siswa atau tes penentuan akhir.
Evaluasi juga
berfungsi untuk siswa itu sendiri, yaitu :
1.
Fungsi Evaluasi Bagi Siswa
Bagi siswa,
evaluasi digunakan untuk mengukur pencapaian keberhasilannya dalam mengikuti
pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Dalam hal ini ada dua kemungkinan :
1) Hasil siswa yang memuaskan.
Jika siswa memperoleh hasil yang
emuaskan, tentunya kepuasan ini ingin diperolehnya kembali pada waktu yang akan
datang. Untuk ini siswa akan termotifasi untuk belajar lebih giat agar
perolehannya sama bahkan meningkat pada masa yang akan datang. Namun, dapat
pula terjadi sebaliknya, setelah memperoleh hasil yang memuaskan siswa tidak
rajin belajar sehingga pada waktu berikutnya hasilnya menurun.
2) Hasil siswa
yang tidak memuaskan
Jika siswa
memperoleh hasil yang tidak memuaskan, maka pada kesempatan yang akan datang
dia akan berusaha memperbaikinya. Oleh karena itu, siswa akan giat belajar
Tetapi bagi siswa yang kurang motivasi atau lemah kemauannya akan menjadi putus
asa.
2.
Fungsi Evaluasi bagi guru
1) Dapat
mengetahui siswa manakah yang menguasai pelajran dan siswa mana pula yang
belum. Dalam hal ini hendaknya guru memberikan perhatian kepada siswa yang
belum berhasil sehingga pada akhirnya siswa mencapai keberhasilan yang
diharapkan.
2) Dapat
mengetahui apakah tujuan dan materi pelajaran yang telah disampaikan itu
dikuasai oleh siswa atau belum.
3) Dapat mengetahui
ketepatan metode yang digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran tersebut.
4) Bila dari hasil
evaluasi itu tidak berhasil, maka dapat dijadikan bahan remidial. Jadi,
evaluasi dapat dijadikan umpan balik pengajaran.
3.
Fungsi Evaluasi Bagi Sekolah
1) Untuk mengukur
ketepatan kurikulum atau silabus. Melalui evaluasi terhadap pengajaran
yang dilakukan oleh guru, maka akan dapat diketahui apakah ketepatan kurikulum
telah tercapai sesuai dengan target yang telah ditentukan atau belum. Dari
hasil penilaian tersebut juga sekolah dapat menetapkan langkah-langkah untuk
perencanaan program berikutnya yang lebih baik.
2) Untuk mengukur
tingkat kemajuan sekolah. Sudah barang tentu jika hasil penilaian yang
dilakukan menunjukkan tanda-tanda telah terlaksananya kurikulum sekolah dengan
baik, maka berarti tingkat ketepatan dan kemajuan telah tercapai sebagaimana
yang diharapkan. Akan tetapi sebaliknya jika tand-tanda itu menunjukkan tidak
tercapainya sasaran yang diharapkan, maka dapat dikatakan bahwa tingkat
ketepatan dan kemajuan sekolah perlu ditingkatkan.
3) Mengukur
keberhasilan guru dalam mengajar. Melalui evaluasi yang telh dilaksanakan dalam
pengajaran merupakan bahan informasi bagi guru untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dalam melaksanakan pengajaran.
4) Untuk meningkatkan
prestasi kerja. Keberhasilan dan kemajuan yang dicapai dalm pengajaran akan
mendorong bagi sekolah atau guru untuk terus meningkatkan prestasi kerja yang
telah dicapai dan berusaha memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang mungkin
terjadi.
Dalam evaluasi
semua komponen dalam pendidikan layak dan harus dijadikan sebagai objek dan
subjek evaluasi pendidikan, yaitu :
1) Siswa, dapat
menjadi subjek evaluasi bagi dirinya sendiri dan bagi guru serta sekolahnya dan
dapat juga menjadi bagian dari objek evaluasi yang dilakukan oleh guru dan
sekolahnya.
2) Guru, dapat
menjadi subjek evaluasi bagi program dan cara-cara dia mengajar,
keberhasilannya dan juga dpat menjadi objek evaluasi oleh siswa dan sekolahnya.
3) Sekolah, dapat
menjadi subjek evaluasi bagi siswa dan guru-guru yang ada didalamnya serta
dapat juga menjadi sasaran atau objek evaluasi dari siswa dan guru yang
bernaung didalamnya.
Tujuan
pengajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa dapar berbahasa Indonesia dengan
baik dan benar, dapat menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi. Oleh
karena itu, bentuk penilaiannya juga penilaian yang komunikatif. Antara lain
guru dapat menilai bagaimana siswa membuat dan menjawab pertanyaan, membuat
laporan, membuat ringkasan, membuat percakapan. Inilah bentuk penilaian yang
sejalan dengan tujuan penyusunan program pengajaran bahasa Indonesia.
Penilaian
adalah proses sistematis yang meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi
verbal), analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan. Salah satu
bentuk penilaian adalah penilaian kelas, yaitu proses pengumpulan &
penggunaan informasi oleh guru melalui sejumlah bukti untuk membuat keputusan
tentang pencapaian hasil belajar.
D.
PRINSIP DASAR EVALUASI
Adapun prinsip prinsip evaluasi adalah :
1. Objektif :
sesuai dengan kemampuan siswa
2. Kontinuitas :
berkesinabungan
3. Komperhensif :
berkaitan dengan sikap nilai
4. Praktis :
praktis digunakan penidik dan peserta didik
5. Akuntabilitas :
tanggung jawab
Evaluasi adalah suatu proses atau kegiatan untuk
menentukan nilai, kriteria-judgment atau tindakan yaitu penilaian untuk menentukan kualitas dan
pengukuran untuk menentukan kuantitas.
Evaluasi memiliki beberapa prinsip dasar yaitu :
1.
Evaluasi bertujuan membantu pemerintah
dalam mencapai tujuan pembelajaran bagi masyrakat.
2.
Evaluasi adalah seni, tidak ada
evaluasi yang sempurna, meski dilkukan dengan metode yang berbeda.
3.
Pelaku evaluasi atau evaluator tidak
memberikan jawaban atas suatu pertanyaan tertentu. Evaluator tidak
berwenang untuk memberikan rekomendasi terhadap keberlangsungan sebuah program.
Evaluator hanya membantu memberikan
alternatif.
4.
Penelitian evaluasi adalah tanggung
jawab tim bukan perorangan.
5.
Evaluator
tidak terikat pada satu sekolah demikian pula sebaliknya.
6.
Evaluasi adalah proses, jika
diperlukan revisi maka lakukanlah revisi.
7.
Evaluasi memerlukan data yang akurat
dan cukup, hingga perlu pengalaman untuk pendalaman metode penggalian
informasi.
8.
Evaluasi akan mantap apabila dilakukan
dengan instrumen dan teknik yang aplicable.
9.
Evaluator
hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan evaluasi formatif, evaluasi
sumatif dan evaluasi program.
10.
Evaluasi memberikan gambaran deskriptif
yang jelas mengenai hubungan sebab akibat.
BAB
III
PENUTUP
SIMPULAN
Evaluasi adalah proses penilaian. Penilaian
ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau merupakan gabungan dari
keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil
keputusan tentang nilai atau manfaatnya.
Untuk mengevaluasi keberhasilan program pembelajaran
tidak culup hanya dengan menggunakan penilaian terhadap hasil belajar siswa
sebagai produk dari sebuah proses pembelajaran. Kualitas suatu produk pembelajaran tidak terlepas dari
proses pembelajaran itu sendiri. Evaluasi terhadap program pembelajaran yang
disusun dan dilaksanakan guru sebaiknya menjangkau penilaian terhadap
desain pembelajaran yang meliputi kompetensi yang dikembangkan, strategi
pembelajaran yang dipilih, dan isi program. Implementasi program pembelajaran
atau kualitas pembelajaran. Dan juga hasil program pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Zuchdi, Darmiyati. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Rendah.
PAS: Yogyakarta.
terimakasih untuk tulisannya, membantu saya. :)
ReplyDeleteokey, selamat menikmati...
Delete