Peningkatan
Kemampuan Diri Melalui Kegiatan Bercerita Cerita Anak Berbentuk Dongeng
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kebanyakan
orang tua sekarang belum bisa secara maksimal untuk mendongeng kepada buah hati
mereka, padahal dengan meluangkan waktu sedikit disela-sela waktu istirahat
atau libur anda, mendongeng (khususnya dongeng anak indonesia) bisa
memaksimalkan fungsi dan kerja otak si kecil secara penuh.
Mendongeng
adalah sebuah teknik dimana sang pendongeng dengan serta merta membawakan alur
cerita yang menarik bagi si anak. Dengan intonasi yang ceria serta tidak
monoton, mendongeng kepada anak bisa membuat buah hati kita menjadi ceria dan
bersemangat dalam bermain.
Namun
sayangnya kini banyak dongeng anak indonesia yang sudah terlupakan, sehingga
tak jarang orang tua menjadi tidak tahu dongeng apa yang bisa mereka ceritakan
kepada buah hati mereka.
Dongeng
tak akan pernah hilang hingga kapan pun. Sejak dari kakek-nenek kita, hingga
sekarang atau bahkan sampai anak cucu kita kelak.Di dalam dongeng terkandung
tauladan yang dapat dijadikan panutan. Juga terkandung nilai-nilai luhur berupa
pendidikan akhlak dan budi pekerti. Dongeng juga merupakan sarana untuk
memudahkan berkomunikasi serta menyampaikan gagasan atau buah pikiran. Untuk
itu makalah ini disusun agar menambah wawasan akan kekayaan budaya bangsa bagi
kita semua, khususnya bagi anak-anak.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dari makalah ini adalah :
1. Bagaimanakah kakikat dari dongeng?
2. Bagaimanakah tata cara mendongeng yang baik?
3. Bagiamanakah cara membuat dongeng?
C. Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah :
1) Untuk mengetahui hakikat dongeng.
2) Untuk mengetahui tata cara mendongeng dengan baik.
3) Untuk mngetahui cara membuat dongeng.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Pengertian
Dongeng
merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata,
menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna
hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng juga merupakan
dunia hayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan
secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Terkadang kisah dongeng bisa
membawa pendengarnya terhanyut ke dalam dunia fantasi, tergantung cara
penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang disampaikan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dongeng adalah
cerita yang tidak benar-benar terjadi. Hal-hal yang perlu diketahui mengenai
dongeng:
v Dongeng dalam pengertian yang lebih luas merupakan
pengungkapan diri manusia, tempat mencari hiburan dan memenuhi angan-angannya.
v Dalam Ensiklopedi Indonesia, dongeng memiliki
pengertian cerita singkat tentang hal-hal aneh dan tidak masuk akal, berbagai
keajaiban dan kesaktian yang biasanya mengisahkan dewa, raja, pangeran, dan
putrid.
v Pada umumnya, dongeng tidak diketahui pengarangnya
dan terkadang hanya diketahui nama pengumpul/ penyadurnya.
v Berdasarkan muasalnya, dongeng berasal dari bangsa
Thai di Yunan, tetapi kemudian tersebar ke seluruh Asia Tenggara. Di Indonesia,
dongeng tersebut tersebar dari Aceh hingga Maluku Tenggara. Di Jawa Tengah atau
Jawa Timur, dongeng juga berkembang.
Kisah dongeng yang sering diangkat menjadi saduran
dari kebanyakan sastrawan dan penerbit, lalu dimodifikasi menjadi dongeng
modern. Salah satu dongeng yang sampai saat ini masih diminati anak-anak ialah
kisah 1001 malam dengan tokohnya bernama Abunawas. Sekarang kisah asli dari
dongeng tersebut hanya diambil sebagian-sebagian, kemudian dimodifikasi dan
ditambah, bahkan ada yang diganti sehingga melenceng jauh dari kisah dongeng
aslinya, kisah aslinya seakan telah ditelan zaman.Sedangkan cerita yang berisi
tokoh para hewan disebut dengan fabel.
Dongeng adalah cerita sederhana yang tidak
benar-benar terjadi. Dongeng berfungsi untuk menyampaikan moral (mendidik) dan
juga menghibur.
Dongeng termasuk dalam cerita rakyat lisan. Menurut
Danandjaja (1984) cerita rakyat lisan terdiri atas mite, legenda, dan dongeng.
Mite adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan dianggap suci
oleh yang empunya cerita. Mite ditokohkan oleh para dewa atau makhluk setengah
dewa. Peristiwanya terjadi di dunia lain, bukan di dunia seperti yang kita
kenal sekarang, dan terjadi pada masa lampau.
Dongeng juga termasuk cerita tradisional. Cerita
tradisional merupakan cerita yang disampaikan secara turun temurun. Suatu
cerita tradisional dapat disebarkan secara luas ke berbagai tempat. Kemudian,
cerita itu disesuaikan dengan kondisi daerah setempat.
Dongeng biasanya memiliki tema sebagai berikut:
ü Tugas yang tak mungkin dilaksanakan.
ü Kejadian yang terjadi di masa lampau, di suatu
tempat yang jauh sekali
ü Moral tentang kebaikan yang selalu menang melawan
kejahatan.
ü Mantra ajaib, misalnya mantra untuk mengubah orang
menjadi binatang.
ü Daya tarik yang timbul melalui kebaikan dan cinta.
ü Kejahatan ibu tiri.
ü Keberhasilan anak ketiga atau anak bungsu ketika
sang kakak gagal.
ü Kecantikan dan keluhuran anak ketiga atau anak
bungsu.
ü Kecemburuan saudara kandung yang lebih tua.
ü Pertolongan yang diberikan kepada orang baik oleh
makhluk dengan kekuatan ajaib.
Jenis dan
Ciri-ciri Dongeng
Jenis-jenis dongeng diantaranya adalah :
Ø Dongeng binatang/fabel
Fabel
adalah dongeng binatang yang mengandung pendidikan tentang perbuatan baik dan
buruk. Dalam fabel, tokoh binatang berperilaku seperti manusia. Hal tersebut menggambarkan
watak dan budi pekeri manusia. Dongeng Kancil dan Buaya,dan Kucing Bersepatu
Bot merupakan contoh dongeng binatang. Biasanya, mereka digambarkan sebagai
hewan cerdik, licik, dan jenaka.
Ø Dongeng biasa
Dongeng
biasa adalah cerita tentang tokoh suka dan duka. Contohnya adalah cerita Bawang
Merah dan Bawang Putih dan Jaka Tarub.
Ø Dongeng lelucon
Dongeng
lelucon berisi cerita lucu tetang tokoh tertentu. Contoh dongeng ini yaitu Si
Kabayan dari Jawa Barat.
Ciri-ciri
dongeng antara lain :
•
menggunakan alur sederhana;
•
cerita singkat dan bergerak cepat;
•
karakter tokoh tidak diuraikan secara rinci; dan
•
ditulis seperti gaya penceritaan secara lisan.
Perbedaan Dongeng dan Legenda
Dongeng, merupakan suatu kisah yang di angkat dari
pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan
pesan moral, yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan mahluk
lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi, dari pemikiran
seseorang yang kemudian di ceritakan secara turun-temurun dari generasi
kegenerasi. terkadang kisah dongeng bisa membawa pendengarnya terhanyut kedalam
dunia fantasi, tergantung cara penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang
disampaikan. Kisah dongeng yang sering diangkat menjadi saduran, dari
kebanyakan sastrawan dan penerbit lalu dimodifikasi menjadi dongeng ala
moderen. Salah satu dongeng yang sampai saat ini masih diminati anak-anak ialah
kisah 1001 malam, sekarang kisah asli dari dongeng tersebut hanya di ambil
sebagin-sebagian, kemudian di modifikasi dan ditambah, bahkan ada yang di
diganti sehingga melenceng jauh dari kisah dongeng aslinya. sekarang kisah
aslinya seakan telah ditelan oleh usia zaman dan waktu.
Sedangkan legenda(Latin legere) adalah cerita prosa
rakyat yang dianggap oleh yang enpunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar
terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap sebagai
"sejarah" kolektif (folk history). Walaupun demikian, karena tidak
tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga sering kali
jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda hendak
dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah, maka legenda harus
dibersihkan terlebih dahulu bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat
folklor.
Manfaat dongeng
manfaat
dongeng: pengembangan otak dan kemampuan berbahasa anak. mendongeng juga dapat
menenangkan anak kala menangis, Menurunkan tingkat stres, Mendongeng dapat
membantu meningkatkan kecerdasan anak, Memperkenalkan Bentuk Emosi, Mempererat
Ikatan Batin, Memperluas Kosa Kata, Merangsang Daya Imajinasi.
II.
Tata cara mendongeng
Ketika
mendongeng lafalnya harus menarik, keras, dan jelas. Suara juga boleh dibuat
berbeda-beda antar tokoh dan narator. Supaya bagus, bisa memakai alat peraga.
Bisa berupa boneka, atau alat-alat lain yang ada dalam cerita tersebut. Dongeng
yang akan kita tampilkan harus dikuasai isinya. Kita harus sangat hafal dongeng
itu secara detailnya. Kalau lupa dan sangat mendesak, boleh improvisasi, tapi
maksudnya harus sama. Improvisasi adalah prebaikan /jalan pintas yang dilakukan
pada saat kita terdesak supaya tidak terlihat memalukan. Dongeng harus
dimengerti, supaya perasaan ketika kita mendongeng pas dan sangat bagus
ekspresinya. Intonasinya harus pas dan jelas. Mimik muka harus sesuai dengan
ceritanya. Mata usahakan menatap penonton. Pilih dongeng yang bernilai moral
baik. Yang bertokoh berkelakuan baik, supaya pendengar bisa mencontohnya. Boleh
dengan di iringi musik supaya menambah kedekatan antara pendongeng dan
penonton/pendengar. Contohnya musik klasik. Berikut cara-cara mendongeng yang
baik :
a. Bawakan dongeng dengan memakai tokoh karakter yang
biasanya anak-anak sangat suka, contohnya saja si kancil. Dengan memakai tokoh
sikancil, kebanyakan anak-anak tertuju kepada tokoh yang pandai dan cerdik.
b. Jangan terlalu fokus kepada sebuah/seekor tokoh yang
anda fikirkan atau bayangkan ketika ingin mendongeng di depan anak anda. Jujur
saya sendiri lebih senang memakai tokoh-tokoh hewan yang ada didalam hutan
untuk mendongeng kepada anak saya.
c. Gunakan selalu intonasi yang berbeda-beda pada
setiap karakter. Nah tips yang satu ini sangat penting. Disamping mengajari
anak untuk mampu membedakan antara suara tokoh satu dengan tokoh lainnya. Juga
melatih mereka untuk menghafal intonasi dari setiap karakter yang anda
dongeng-kan.
d. Perlihatkan mimik/raut muka anda setiap dialog yang
anda ceritakan. Permainan raut muka sangat membuat anak menjadi fokus dan asik
serta terlena dalam mendengarkan dongeng anda. Coba saja perhatikan jika anda
mendongeng dengan raut muka seperti orang yang sedang mengantuk..ehehe.
e. Dunia anak adalah dunia yang penuh dengan keceriaan.
Buatlah alur dongeng anak anda menjadi se-ceria mungkin. Ambillah posisi yang
bisa terlihat secara keseluruhan oleh putra-putri anda. Jangan sungkan jika
anda harus teriak-teriak, melompat-lompat bahkan menangis jika memang dongeng
tersebut mengharuskan anda mencontohkannya.
III.
Pembuatan dongeng
Menurut Lustantini Septiningsih (1998: 16), ada
empat unsur penting yang menjadi kunci ketertarikan pendengar (anak-anak) pada
suatu dongeng. Yaitu, tema, tokoh, alur cerita, dan latar cerita. Hal ini harus
diperhatikan oleh seorang pendongeng atau orang tua agar dapat membuat dongeng
yang menarik sehingga tujuan dari mendongeng benar-benar tersampaikan kepada
anak. Sebab, mendongeng tidak hanya bertujuan untuk hiburan atau melewatkan
waktu luang saja, akan tetapi sangat banyak berisikan pelajaran (moral), nilai-nilai
yang kelak akan ditanamkan kepada anak. Segala tujuan mental itu sangat efektif
jika disisipkan ke dalam cerita atau dongeng yang menarik. Dongeng adalah
cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan tidak terikat oleh
waktu maupun tempat, yang mempunyai keguanaan sebagai alat hiburan atau pelipur
lara dan sebagai alat pendidik (pelajaran moral).
Satu unsur dapat lebih menonjol diantara unsur
lainnya, karena bisa jadi sebuah dongeng dikatakan menarik karena alur dan
penokohan saja yang menonjol. Tentu lebih baik apabila keempat unsurnya dapat
dikerjakan oleh pengarang dongeng dengan maksimal. Berikut adalah uraian
tentang unsur-unsur yang penting dalam sebuah dongeng yang baik.
1. Tema
Pengarang
menampilkan sesuatu tema karena ada maksud tertentu atau pesan yang ingin
disampaikan. Maksud atau pesan yang ingin disampaikan itu disebut amanat. Jika
tema merupakan persoalan yang diajukan, amanat merupakan pemecahan persoalan
yang melahirkan pesan-pesan.
Tema
cerita merupakan konsep abstrak yang dimasukkan pengarang ke dalam cerita yang
ditulisnya, sekaligus sebagai pusat yang terdapat dalam suatu cerita.
2.
Tokoh
Tokoh
adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan dalam berbagai
peristiwa yang ada dalam cerita (Lustantini Septiningsih, 1998: 16).
Setiap
cerita memiliki paling sedikit satu tokoh dan biasanya ada lebih dari satu.
Tokoh-tokohnya mungkin binatang, orang, obyek, atau makhluk khayal. Tokoh dapat
memiliki dua sifat, yaitu protogonis (karakter yang melambangkan kebaikan,
menunjukkan sikap positif dan merupakan contoh yang layak ditiru) dan antagonis
(karakterister yang berlawanan dengan tokoh protagonis, merupakan contoh
karakter yang harus dijauhi sikap dan perbuatannya).
Penokohan
yang dipilih dipengaruhi oleh sifat, ciri pendidikan, hasrat, pikiran dan
perasaan yang akan diangkat oleh pengarang untuk menghidupkan dongeng.
3. Alur
Alur
adalah konstruksi mengenai sebuah deretan peristiwa secara logis dan kronologis
saling berkaitan yang dialami oleh pelaku.
Alur dibagi
menjadi dua macam, yaitu alur lurus dan alur sorot balik. Alur lurus adalah
peristiwa yang disusun mulai dari awal, tengah, yang diwujudkan dengan
pengenalan, mulai bergerak, menuju puncak dan penyelesaian. Alur sorot balik
adalah urutan peristiwa yang dimulai dari tengah, awal, akhir atau sebaliknya.
Alur dapat melibatkan ketegangan, pembayangan dan peristiwa masa lalu. Hal ini
dimaksudkan untuk membangun cerita agar peristiwa ditampilkan tidak
membosankan.
Selanjutnya
alur ditutup dengan ending, yaitu happy ending (bahagia) atau sad ending
(sedih). Untuk ending terserah kepada pendongeng apakah akan membuatnya menjadi
akhir yang bahagia atau akhir yang menyedihkan.
4.
Latar / Setting
Latar
adalah segala keterangan, petunjuk, pengacauan yang berkaitan dengan ruang,
waktu dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra (Lustantini
Septiningsih, 1998: 44). Dengan demikian sebuah latar cerita akan memberi warna
cerita yang ditampilkan, disamping juga memberikan informasi situasi dan
proyeksi keadaan batin para tokoh.
Istilah
latar biasanya diartikan tempat dan waktu terjadinya cerita. Hal tersebut
sebagian benar, tetapi latar sering berarti lebih dari itu. Di samping tempat
dan periode waktu yang sebenarnya dari suatu cerita, latar meliputi juga cara
tokoh-tokoh cerita hidup dan aspek kultural lingkungan. Berikut penjelasan
tentang latar atau setting:
Ada dua
macam latar yang kerap digunakan, yaitu latar sosial (mencakup penggambaran
keadaan masyarakat, kelompok sosial dan sikapnya, adat kebisaaan, cara hidup,
maupun bahasa yang melatari peristiwa) dan latar fisik atau material (mencakup
tempat, seperti bangunan atau daerah). Latar adalah cerita akan memberi warna
cerita yang ditampilkan, disamping juga memberikan informasi situasi dan
proyeksi keadaan batin para tokoh. Satu unsur di atas dapat lebih menonjol
diantara unsur lainnya, karena bisa jadi sebuah dongeng dikatakan menarik
karena alur dan penokohan saja yang menonjol. Tentu lebih baik apabila keempat
unsurnya dapat dikerjakan oleh pengarang dongeng dengan maksimal. Contoh dari
dongeng yang memiliki kekuatan dari seluruh unsur penting dongeng adalah Timun
Mas. Alur cerita yang melibatkan ketegangan dan peristiwa masa lalu telah
berhasil memancing imajinasi audience untuk mengikuti cerita. Penokohan
dikerjakan dengan mengikutsertakan karakter protagonis dan antagonis yang
menghasilkan kekontrasan. Timun Mas dan orangtunya melambangkan karakter
protagonis sedangkan raksasa melambangkan karakter yang antagonis dengan
kejahatan dan ketamakannya. Latar cerita benar-benar mengajak imajinasi
audience pada suasana kehidupan pedesaan yang penuh fantasi. Tema dari dongeng
ini jelas, yaitu menggambarkan tentang keberanian bertindak diatas kebenaran
untuk mengalahkan ketamakan dan kejahatan. Keempat unsur ini sangat sesuai
dengan target audiencenya yaitu anak-anak.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan
dari makalah ini adalah sebagai berikut:
Kegiatan mendongeng merupakan suatu kegiatan yang
membangun. Tetai di zaman modern ini banyak orang-orang yang kurang ahli dalam
menceritakan dongeng padahal dongeng merupakan salah satu karya sastra yang
disukai siswa sehingga bisa menumbuhkan minat siswa dalam sastra. Oleh karena
itu kita sebagai mahasiswa pelaku pelestarian sastra indonesia harus belajar mendongeng
sesuai dengan tujujan makalah ini dibuat.
Saran
Saran
dari makalah ini adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengapresiasi sastra dapat dilakukan dengan
mendongeng.
b) Mendongeng juga bisa digunakan untuk mempererat
hubungan dengan peserta didik.
c) Mempelajari dongeng sangat bagus untuk perkembangan
karakter diri.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Imran T. 1994. makalah ” Resepsi Sastra Teori dan Penerapannya”
dalam buku Teori Penelitian sastra . Yogyakarta: IKIP Muhammmaditah
Damono, Sapardi Djoko. 1978. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas.
Danandjaja, James. 1986. Folkor Indonesia. Jakarta: Pustaka
Grafitipress.
Ekadjati, Edi S. 2001. Kamus Bahasa Naskah dan Prasasti Sunda Abad.
Ekajati, Edi S. 1983. Naskah Sunda Lama Kelompok Babad.
Bandung: Depdikbud.
Hidayat, Suryalaga. 1996. Racikan
Budaya Sunda. Jabar : Depdikbud Prop.
Jakarta: Pusat Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan
Kebudayaan.Yogyakarta.
0Comments